PALEMBANG - Belum maksimalnya pertumbuhan inovasi
melalui pendayagunaan hasil litbang membuat Badan Penelitian dan Pengembangan
Inovasi Daerah (Balitbangnovda) Sumsel membentuk jaringan Intermediator
teknologi (Intertek) di Sumsel.
Hal itu dilakukan guna menjembatani terjadinya
link and match antara akademisi/peneliti dengan pelaku usaha, yang faktanya
memang mereka mempunyai paradigma berbeda.
“Untuk itu perlu dilakukan pengembangan kualitas
intermediator teknologi,” kata Kepala Balitbangnovda Sumsel Dr Hj Ekowati
Retnaningsih M Kes, Kamis (18/9).
Para Intertek itu nantinya bertugas membuat data
based teknologi potensial yang ada di institusinya, melakukan survey kebutuhan
teknologi industri kecil dan UMKM di Sumsel dan melakukan link and match
untuk mempertemukan teknologi yang ada dengan UMKM yang membutuhkan.
“Nanti mereka akan bekerjasama dengan inkubator
teknologi yang ada untuk menginkubasi teknologi atau menginkubasi
wirausaha sehingga dihasilkan wirausaha inovatif. Wadah komunikasi dengan
masyarakat dilakukan melalui grup facebook Iptek untuk Rakyat,” ungkap Ekowati.
Pemprov sendiri sudah melaunching Jejaring
Intermediator Teknologi Sumsel pada acara Puncak Peringatan Hari Kebangkitan
Teknologi Nasional ke-19 tingkat Provinsi.
Gubernur Sumsel H Alex Noerdin menyatakan, dengan
berperannya intermediator teknologi akan mempercepat inovasi terhadap
produk/jasa sehingga pada gilirannya akan meningkatkan daya saing produk/jasa
yang dihasilkan Sumsel.
“Kita kini harus bergeser ke arah ekonomi kreatif
dimana kualitas, daya saing dan nilai tambah produk menjadi penting. Ide,
imajinasi, kreativitas, dan inovasi teknologi menjadi faktor penentunya,”
pungkas Alex.
0 comments:
Post a Comment