PALEMBANG –
Dalam delapan bulan terakhir, ada 363 warga Palembang yang terkena demam
berdarah dengue (DBD) dan dengue shock syndrome (+). Khusus penderita DBD,
jumlahnya 368 kasus, tersebar di 16 kecamatan yang ada di Metropolis.
Dari 16
kecamatan, penderita terbanyak dari Kecamatan Ilir Timur (IT) II, jumlahnya 60
orang. “Akhir-akhir ini, jumlah kasusnya cenderung menurun,” kata Kepala Dinas
Kesehatan (Dinkes) Kota Palembang, dr Anton Suwindro MKes, melalui Kasi
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Yuhdi Setiawan SKM M Epid.
Rinciannya,
Januari ada 39 kasus, Februari (53), Maret (39), April (39), Mei (46), Juni
(44), Juli (68), dan Agustus (38). “Mudah-mudahan, untuk September hingga
Desember nanti, jumlah kasus DBD terus menurun dengan berbagai upaya yang
dilakukan Dinkes dan masyarakat dalam
menjaga kebersihan lingkungan,” imbuhnya.
Meski
cenderung turun, tapi Dinkes terus melakukan sosialisasi bahaya DBD dan
bagaimana mengantisipasi agar tidak terjangkit penyakit akibat gigitan nyamuk
aedes aegypti itu. “Penyuluhan ke
sekolah dan puskesmas terus dilakukan sesuai program yang ada. Begitu juga
dengan pembagian bubuk abate ke puskesmas. Beberapa waktu lalu, sejumlah
puskesmas meminta abate untuk diberikan kepada masyarakat,” ungkap Yudhi.
Dinkes juga
menerjunkan beberapa petugas untuk turun langsung melihat kondisi tempat
tinggal penderita DBD. “DBD menjangkit karena beberapa faktor. Salah satunya,
berkembangbiaknya jentik nyamuk pada bak penampungan air dan tempat-tempat yang
menampung air lainnya,” tuturnya.
Humas RS
Muhammadiyah Palembang, Holil Aziz mengungkapkan, tidak terlalu banyak pasien
DBD yang dirawat saat ini. “Yang cukup banyak saat ini adalah pasien diare,”
tukasnya.
0 comments:
Post a Comment