![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgcAPE1CyoYSNZ95rBb00DZ2ed0_CWP7Or4QXBaKML0EU3hhSX8qQ06ahS6vZOBz6XKQhuNNXq_5AdSefvp8cdfKqrQFGKHhR8_AS92rBAu7HiVxQVnLfvrRUwcsbdbKSIuZFJ8sWVy-xk/s1600/casa.jpg)
Kepala BKSDA, Nunu Anugrah SHut MSc menjelaskan, ada
delapan kawasan konservasi di Sumsel. Ada Suaka Margasatwa (SM) Bentayan,
luasnya 23.220 hektare, yang terbakar 93,5 hektare dan yang sudah dipadamkan
59,5 hektare. Lalu, ada SM Dangku, luasnya 44.419,34 hektare, yang terbakar
119,45 hektare, dan yang berhasil dipadamkan 95,45 hektare.
Kemudian, ada SM Padang Sugihan, luasnya 86.932
hektare, yang terbakar 101,75 hektare, dan yang sudah dipadamkan 90,75 hektare.
“Di SM Gunung Raya, luasnya 50.950 hektare, dan tidak ada yang terbakar
lahannya,” beber Nunu. Di SM Isau-Isau Pasemah, luasnya 16.998 hektare, yang
terbakar hanya 2,5 hektare, dan seluruhnya telah dipadamkan.
Lalu, Hutan Suaka Alam (HAS) Gumai Tebing Tinggi,
luasnya 46.122,60 hektare, yang terbakar 2 hektare, dan seluruhnya berhasil
dipadamkan. Ada HAS pusat latihan gajah, luasnya 210 hektare, dan tidak ada
yang terbakar. Begitu juga Taman Wisata Alam (TWA) Punti Kayu, luasnya 50
hektare, dan tidak ada yang terbakar. “Jadi, keseluruhan ada 319,2 hektare
kawasan konservasi yang terbakar dan sudah 250,02 hektare yang berhasil
dipadamkan,” tuturnya.
Upaya pemadaman kebakaran di kawasan konservasi ini
sudah berlangsung dua bulan terakhir. 240 personel Manggala Agni siaga di empat
daerah operasi (daops), yakni daops I Muba, daops II Banyuasin, daops III OKI,
dan daops IV Lahat. Kata Nunu, banyak kawasan konservasi yang dikelilingi lahan
kebun masyarakat.
“Tidak menutup kemungkinan ada padalisme dan kebiasaan
masyarakat yang membuka lahan dengan melakukan pembakaran lahan,” jelasnya.
Salah satu kendala di lapangan adalah aksesibilitas. “Lokasi kebakaran hutan
maupun lahan jauh dari permukiman masyarakat sehingga sulit untuk dijangkau.
Begitu pun dengan pasokan BBM, akomodasi, serta ketersediaan air
untuk membantu upaya pemadaman,” tukasnya.
Mulai hari ini, Cassa 212 tipe 200 yang tiba kemarin (21/10) sore di Palembang akan mulai beroperasi. Pesawat bantuan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) itu akan digunakan untuk melakukan modifikasi teknologi cuaca (TMC).
Mulai hari ini, Cassa 212 tipe 200 yang tiba kemarin (21/10) sore di Palembang akan mulai beroperasi. Pesawat bantuan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) itu akan digunakan untuk melakukan modifikasi teknologi cuaca (TMC).
“Pesawat Cassa ini akan fokus melakukan penyemaian
awan di Sumsel. Meski potensi awan masih sedikit, tapi setidaknya sudah bisa
terdeteksi di arah mana yang mulai banyak tumbuh,” beber Kepala BPBD Sumsel, H
Yulizar Dinoto SH.
Meski belum deras dan tidak merata, tapi sesekali
hujan mulai mengguyur Sumsel. Sedangkan indeks standar pencemar udara (ISPU),
angkanya sudah turun dari 330 menjadi 119. Cassa 212 tersebut akan terbang
sekali dalam sehari, mengangkut 1-2 ton garam untuk penyemaian awan.
“Mudah-mudahan, semua hotspot akan padam dan tidak ada lagi asap yang menyerang
Sumsel,” tukas Yulizar
0 comments:
Post a Comment