PALEMBANG – Di tahun keempat
pelaksanaannya, Kirab Budaya Garuda
Srioeidjaja akan digelar lebih meriah. Acara yang rencananya berlangsung 19-22
Desember mendatang itu bertujuan mempromosikan
kebudayaan Sriwijaya dan mengangkat budaya Sriwijaya yang telah lama hilang.
“Tiga kali dalam tiga tahun
berturut-turut kirab berjalan sukses. Untuk tahun ini, kami akan buat lebih
meriah lagi dengan konsep yang berbeda,” beber ketua Kirab Budaya Garuda
Srioeidjaja, Hermanto Wijaya, kemarin.
Tak hanya kebesaran Kerajaan
Sriwijaya, kirab juga mempromosikan Sungai Musi sebagai ikon Kota Palembang.
“Kami ingin buat kegiatan di Sungai Musi. Jadi, selain ada kirab darat, ada
juga kirab sungai,” ujarnya. Hermanto menjelaskan, selama ini kirab hanya
melintasi jalan-jalan di perkampungan. Seperti Jl Trikora hingga Puncak
Sekuning, kemudian di daerah seputaran Taksam, km 7, Jl Karya Baru, dan Talang
Buruk.
“Tahun ini, kirab akan melalui jalan-jalan
protokol, seperti Jl Jenderal Sudirman. Diharapkan, ini akan mampu menarik
minat wisatawan untuk terus berkunjung ke Palembang. Kirab ini seharusnya bisa
menjadi agenda wisata tahunan,” tuturnya.
Nantinya, kirab ini akan
diikuti peserta dari 11 daerah di Indonesia. Ada dari Jakarta, Semarang,
Surabaya, Kudus, Malang, Losari, Brebes, dan Gorontalo. Ditambahkan Korius,
salah seorang panitia bidang ritual dan kegiatan Kirab Budaya Garuda
Srioeidjaja, pihaknya berharap Gubernur Sumsel dapat menjadikan kirab ini
sebagai agenda tahunan.
Nantinya, akan ada banyak tempat ibadah yang
didatangi saat pelaksanaan kegiatan tersebut. “Ini bukan hanya untuk agama dan
kepercayaan tertentu, tapi bisa diikuti agama lain,” ungkapnya. Kirab darat ada
dua sesi. Pertama, mulai dari halaman kantor gubernur, menuju ke Jl Kapten A
Rivai, Jl Jenderal Sudirman, dan berakhir di lapangan Hatta.
Sesi kedua, dari Jl Rajawali,
menuju Jl Veteran, Dempo, Segaran, dan kembali ke Dempo. “Untuk kirab sungai,
mulai dari Gudang Garam ke Pulau Kemaro dan berakhir di rumah panggung 4 Ulu,”
tandas Korius.
0 comments:
Post a Comment