![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgCxXoUW4i_p6GLtEgrJdFBC4ECWupjvVuSO46ZRjO6HJyBz32R9hSY9LK_cpg7EjZDuYdeFX5iSb8MkMMteSm9gBC1HT0XIVCwGcy_W_rN1pmCIxVjtc7YJq6KlHVdbaUQx-qhMu0tzi4/s1600/lounching-database.jpg)
“Itu target yang tergolong sulit dicapai dan memerlukan kerja keras untuk
dicapai pada 2015. Terbaru, kami mencatat tingkat kemiskinan di Sumsel 13,78
persen dari jumlah penduduk,” kata Kepala Bappeda Sumsel, Yohanes H Toruan.
Disampaikannya, pada 2008, kemiskinan di Sumsel 17,73 persen. Lalu, turun
menjadi 16,28 persen pada 2009.
Pada 2010, turun kembali 15,47 persen. Maret 2013, tingkat kemiskinan
di Sumsel 14,24 persen. “Tentu saja angka ini masih jauh dari harapan,
mengingat target MDG’s untuk angka kemiskinan sebesar 7,5 persen,” jelas
Yohanes dalam launching sistem database percepatan MDG’s di Sumsel. Untuk
kategori lainnya, berdasarkan data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia
(SDKI) 2010, angka kematian ibu (AKI) di Sumsel 277 per 100 ribu kelahiran
hidup.
Angka itu di atas rata-rata nasional 228 per 100 ribu kelahiran hidup dan
jauh lebih tinggi dari RAD MDG’s pada 2015 yang hanya 102 per 100 ribu
kelahiran hidup. Untuk sanitasi, Sumsel juga perlu mengejar target MDG’s
2015. Saat ini, rumah tangga dengan sanitasi yang layak baru 50,93 persen.
Capaian itu di bawah target 59,02 persen pada periode 2012.
Koordinator Seknas P3BM Bappenas, La Ega mengatakan, sistem database
percepatan MDG’s di Sumsel sangat penting. Database itu akan membantu upaya
penanggulangan kemiskinan dan bagian dari planning serta monitoring
program Pemprov Sumsel. “Dengan adanya database itu, bisa mendapati poin
ataupun daerah masalah yang membuat angka kemiskinan meningkat,”
tuturnya.
Pemprov telah melakukan penghimpunan database dari masing-masing daerah,
20-23 Oktober lalu. Tahun depan, akan dilakukan pelatihan kepada seluruh SKPD
untuk bisa merealisasikan program tersebut. “Dari data yang kami miliki,
tingkat kemiskinan nasional lebih kecil dari Sumsel. Ini berarti Sumsel sebagai
pemberat nasional. Persentase kemiskinan di Indonesia 11,47 persen, sementara
di Sumsel 14,06 persen,” tuturnya.
Wakil Gubernur Sumsel, H Ishak Mekki mengatakan, pihaknya akan mendukung
upaya untuk penanggulangan kemiskinan. “Database itu belum semuanya ada. Kita
semua haru saling membantu melengkapi datanya dalam upaya percepatan
pengentasan kemiskinan di Sumsel,” imbuhnya.
0 comments:
Post a Comment