Friday, 10 October 2014
Direktur Utama PT SP2J, Marwan Hasmen
mengatakan, gaji tersebut merupakan gaji terakhir. “Seluruh sopir dan pramugara
telah dianggap mengundurkan diri karena mogok kerja melebihi batas waktu.
Sedangkan staf, tidak. Tapi, mereka akan dirumahkan dahulu,” ujarnya.
Operasional bus Transmusi juga akan disetop
tanpa batas waktu. Selama itu, SP2J akan memperbaiki bus-bus yang rusak.
Nantinya, akan ada perekrutan karyawan baru untuk sopir dan pramugara. “Mereka
yang telah dianggap mengundurkan diri bisa kembali mendaftar. Tapi, kami
tentunya akan lebih selektif memilih,” cetus Marwan.
Manajer Transmusi, H Abdul Kadir mengatakan,
dengan telah melunasi gaji yang tertunggak, pihaknya tidak ada lagi tunggakan
terhadap karyawan. Perusahaan memang menganggap para karyawan ini telah
mengundurkan diri karena sudah lama tidak masuk kerja.
“Karena mereka sudah tidak masuk kerja lebih
enam hari, maka sesuai Pasal 168 ayat 1 UU No 13 Tahun 2003 dan pasal 6 ayat
1,2,3 Keputusan Menaker No.232/MEN/2003, mereka dianggap mengundurkan diri.
Karena itu, kami tidak memberikan pesangon,” jelasnya.
Untuk gaji, tiap karyawan rata-rata mendapat
Rp6,2 juta lebih. Tapi, ada yang dipotong sesuai kehadiran masuk kerja dan
potongan lain, misalnya pinjaman koperasi dan bank. Untuk saat ini, Transmusi
dalam masa tenang. “Nanti akan ada perekrutan karyawan baru untuk menggantikan
karyawan yang dianggap mengundurkan diri,” imbuh Kadir sembari memastikan akan
beroperasional lagi dalam waktu kurang dari sebulan ke depan.
Kadir menegaskan tidak akan merekrut karyawan
yang dianggap telah mengundurkan diri. “Kemungkinan untuk direkrut susah. Kami
akan merekrut karyawan yang baru,” cetusnya. Juliansyah, salah seorang sopir
Transmusi mengakui kalau mereka, para sopir, telah menerima surat yang isinya
mereka dianggap telah mengundurkan diri oleh manajemen SP2J.
“Bersamaan dengan menerima
gaji, kami menerima surat itu. Kemungkinan kami tidak akan bekerja lagi. Tapi,
kami akan menuntut pesangon yang memang merupakan hak kami,” ujarnya. Mereka
semua kecewa karena sudah dianggap mengundurkan diri. “Padahal, kami tidak
bekerja karena menuntut kejelasan gaji. Bagaimana mau bekerja kalau uang untuk
makan pun tidak ada,” bebernya.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment